Motor-motor Yang Terlupakan (1)

Pabrikan berlomba lomba menelorkan motor baru, baik Sport, Bebek, Matic, atau Crossover. Tapi nggak sedikit yang gagal melakukan penetrasi, sehingga akhirnya terlupakan. Keberadaannya kinipun seakan jadi barang langka sehingga beberapa diburu oleh peminat serius. Berikut saya ulas satu-persatu yang gagal bertahan, bahkan beberapa harus disuntik mati.

Suzuki Arashi

Motor ini tadinya digadang-gadang untuk menggantikan Suzuki Shogun SP. Disain, out of the box, penempatan lampu di panel membuat sedikit beda penampilan. Cocok buat yang ingin tampil lebih stylish & more power. Sayang peminatnya sedikit, mengingat masyarakat pengguna roda 2 di Indonesia cenderung memiliki mindset yang normal-normal aja untuk bebek. Bebek ya lampunya di setang, shockbreaker stereo, serta gak terlalu dijejali teknologi aneh-aneh. Simpel, praktis, perawatan gampang. Mungkin alas an ini yang membuat Yamaha tidak tertarik memasukkan Yamaha X1 ke Indonesia. Liat2 di web Suzuki juga gak nemu…bahkan saya kebetulan punya tetangga marketing Suzuki, katanya sih peluncuran Arashi merupakan “dosa” terhadap Shogun.Saya sih gak terlalu mudheng maksud dosa…mungkin kesalahan kali ya? Sedikit beda nasib, walau Suzuki terseok-seok penjualannya dibanding Honda & Yamaha, setidaknya Shogun masih menjadi tulang punggung lain yang menopang kesinambungan hidupnya di Indonesia.

Honda Kirana

Aneh, tanggung…itu kesan pertama yang saya lihat setelah diluncurkannya Honda Kirana. Dengan mengusung mesin 125cc, malah dibekali rem tromol. Padahal saat itu Supra X (C100) sudah menganut rem cakram. Bisa dibayangkan, top speed Honda Kirana yang mempu menyentuh 120km/jam ketika melakukan panic braking akan menjadi suatu momok besar. Untung saya nyoba yang dah dimodif cakram Supra X . Kekurangan lain adalah disainnya masih Astrea Grand banget. Apa Honda ingin mengulang masa keemasan Astrea Grand dengan meluncurkan produk Ini? Kalo alasannya demikian, berarti keputusan yang sangat bodoh. Sekitar tahun 2005 AHM menyuntik mati produk ini. Produk Kirana lebih banyak dipakai untuk kendaraan operasional Bimas & sisanya dijual dengan kredit ringan untuk karyawan Astra. Tragis untuk seekor Honda yang saat itu menjadi penguasa pasar.

Yamaha Sigma

Sebagai penerus generasi Yamaha Alfa, penetrasi pasarnya sangat buruk. Disain sporty serta rem cakram ternyata tidak menarik minat pembelinya untuk meminang motor 2tak 102cc ini. Kalah pasaran dengan F1Z? betul…sebagian orang bilang sangat tanggung sebagai motor keluarga…daripada sigma, mending ambil F1Z, toh sama2 borosnya (sesama 2 tak). Terlebih motor ini rada payah unjuk kerjanya di tanjakan curam. Jauh lebih mulus Astrea Grand 97cc, sehingga yang tinggal didaerah pegunungan rada malas untuk memakainya. Belum lagi ketika itu muncul saingan dalam selimut, Yamaha Crypton, motor 4 tak Yamaha yang diproduksi di Indonesia. Lebih irit, teknologi lebih baru dari Honda. Saya gak tau persis kapan Yamaha Sigma ini disuntik mati, yang jelas mulai tahun 2003 motor ini sudah jarang terlihat di dealer-dealer Yamaha. Mungkin ada yang tau persis bisa menambahkan?