Dolan ke Cemorokandang

Lama nggak ngeblog, soalnya selama libur aktivitas dirumah padat terutama ngecat tembok. Tapi nggak lupa sambil sibuk beraktivitas nyempat-nyempatin dolan bareng istri, kali ini menuju Cemorokandang (menuju perbatasan jateng-jatim). Lagi-lagi kendaraan yang saya gunakan si pinky meski jarak tempuh sudah mencapai diatas 70.000km. Saya lupa persisnya, terakhir lewat daerah ini ketika dulu mengendarai GL Pro Neotech menuju Sarangan, 12 tahun lalu. Kini jalan sudah diperlebar dan di titik-titik tertentu ada tempat berhenti untuk sekedar ambil foto. Persiapan sebelum berangkat yaitu servis berkala karena kebetulan sudah jadwalnya (telat malah), meliputi engine tune up, ganti oli, ganti cairan radiator, ganti laher pulley, ganti bohlam stoplamp (mati 1), serta perbaiki dudukan kipas radiator (ternyata ini biangkerok suara aneh mirip stang piston rusak). Total biaya Rp.176.000,-. Keesokan hari saya persiapan berangkat jam 05.00 pagi dari Kartasura dengan kondisi tangki BBM penuh dan kecepatan bervariasi 60-70kph. Masuk kawasan kota Karanganyar hampir jam 06.00, jarum pengukur BBM masih turun kira-kira 1 ½ strip…hmmm…masih lumayan irit mengingat bobot saya 75kg & istri 63kg. Lepas dari kota Karanganyar (Popongan) saya mulai tancap gas karena kebetulan disalip Skydrive & Mio Smile yang sama-sama berboncengan. Jalan lumayan nanjak meski sedikit, saya mampu menyalip kembali & kecepatan di speedometer menunjukkan 90kph lebih sedikit, grip gas sudah mentok. Sayang jalan keriting membuat saya tidak mampu mengembangkan kecepatan. Masuk area Tawangmangu sekitar jam 06.30. rencana ke Grojogan Sewu batal karena masih sepi…lagian males banget terlalu umum. Cuma muter 2x liat penginapan-penginapan kemudian muncul ide ngetest matic yang “katanya” haram menuju kawasan Cemorokandang. Istri menyetujui akhirnya kami lanjut. Kali ini perjalanan sengaja kami perlambat karena stok BBM di meteran sudah kurang dari ½ …Gila…mungkin gara-gara kesetanan ngebut+nanjak tadi jadinya kehausan. Si pinky akhirnya saya ajak merayap perlahan-lahan sembari menghemat BBM dan lihat pemandangan. Di titik pertama kami berhenti sebentar untuk ambil foto sambil merasakan dingin udara pagi yang sempat bikin jari mati rasa. Kira-kira 15 menit kami lanjut lagi dan berhenti di titik kedua setelah longsoran jalan untuk ambil gambar lagi. Perasaan saya jalan ini masih lebih ringan dibandingkan dengan jalan menuju candi Cetho (yang tanjakan terakhir). Disitu kemampuan si pinky saya paksa sampai titik penghabisan dengan beban yang sama motor hanya sanggup melaju kurang dari 5kph. Balik lagi…sebenarnya ingin kami lanjutkan perjalanan ke telaga Sarangan, namun teringat kerjaan rumah yang belum kelar, BBM yang makin menipis, dan perut yang makin lapar membuat ide itu ditunda untuk episode berikut, hehehe….Kami putuskan turun lagi & isi BBM kembali di SPBU Popongan. Kemudian putar2 sebentar di Solo untuk cari makan & sampai di rumah jam 09.30 dengan posisi meteran BBM ¾ .

download video disini

22 thoughts on “Dolan ke Cemorokandang

  1. aku mengalami kejadian aneh
    pertama kali ke Cetho, naik Grand, di tanjakan sebelum Kemuning nggak kuat, dicoba berkali kali tetep nggak kuat…
    tapi ke SUkuh kuat, padahal sama curamnya.

    ke dua, naik Legenda, lancar-lancar saja

  2. kalo IMO sih sukuh masih lebih ringan dari kemuning (CMIIW). berdasar perasaan aja. Tapi koq sering denger matic haram buat nanjak ya? review SWnya yang baru tapi 2nd kang…di tanjakan tapinya, yg rada ekstrim…kalo bisa jangan sendirian. paling gak beban diatas 130kg. 😀

  3. @one08
    whuahahahahah…iku le arep ngetokne asep ambegan :mrgreen:
    dasare kamera low end, embune yo ra ketok 😛

    adem wong isuk tnan…tp itu dah kesiangan je…

Leave a reply to kentadis Cancel reply